Pengalaman ini begitu amazing bagi saya yang notabene orang udik alias orang kampung. Tak pernah sebelumnya bepergian jauh hingga ketanah pasundan apalagi mengemban tugas dari almamater kebanggaan.
Saya berangkat kisaran jam lima pagi bersama kordinator liputan ITS TV, Joko susilo. Biar agak kerenan dikit, berangkatnya naik taksi, ke bandara gitu loh.
Kami tiba dibandara sekitar jam setengah enam. masuk kedalam dan nunggu regristrasi penukaran tiket. Jam setengah tujuh pagi kami sudah memasuki ruang tunggu pesawat. Lantaran saya memang tukang tidur, ngrasain tempat yang enak plus ber AC pula, mata ini serasa berat dan ogah untuk dibuka. Akhirnya Joko pun kebingungan duduk sendirian saya tinggal tidur.
Pukul tujuh lewat beberapa menit, kami diinstruksikan untuk naik pesawat Sriwijaya Airline oleh petugas bandara. Kami menuruni tangga menuju pesawat. Dasar orang alay, tak ingin melewatkan momen bersejarah dalam hidup, "naik pesawat perdana", kami pun berpose narsis disamping pesawat.
Jantung pun mulai berdebar ketika pesawat mulai berangkat. Bingung membayangkan rasanya terbang diatas bumi yang tak pernah saya tinggalkan sejak lahir. Waktu semakin berlalu, matahari semakin tinggi, namun pesawat tak kunjung tinggal landas, masih berputar-putar di area bandara. Rasa was-was yang mulanya bergelut dalam hati berangsur-angsur hilang.
Hingga saatnya tiba, ketika para pramugari mempraktekkan demo safety, bertanda pesawat akan segera take off . Kami memperhatikan dengan seksama, layaknya mahasiswa memperhatikan dosennya yang sedang mengajar. Pesawat mulai naik, saya mempersiapkan diri mulai dari posisi duduk hingga proses pernafasan. Konon, ketika pesawat mulai take off tekanan udara berubah dan kita akan merasa kesulitan bernafas.
Pesawat mencapai ketinggian maksimal, lajunya tak miring lagi melainkan datar. Saya bertanya pada joko, "Kok gak ada bedanya sama naik bis ya?", joko pun lansung merespon "iya". Bedanya cuman pada penglihatan sisi luar saja. kalau naik pesawat bisa ngelihat bumi, laut dan hamparannya.
Ternyata tidak, sebelum menukik turun, pesawat melakukan putaran menurun dulu untuk mengurangi ketinggian. Ketika sudah pas, pesawat langsung menukiok turun. jantungpun berdebar-debar berdoa agar proses landing dapat berjalan lancar. Alhamdulilah, pendaratan pun berjalan lancar.
Kami kemudian turun, tak lupa sebelum meninggal lapangan udara, kami mengabadikannya kedalam foto-foto narsis. Perjalanan menuju bandung pun berakhir dengan selamat. Amin!!!!!!!!!!!!!!1
rejeki itu tidak bisa diduga-diduga memang arah datangnya, termasuk rejeki naek pesawat pertama kali:D
BalasHapusmana lagi nih postingan lainnya? tak tungguin lhooo? cerita pengalaman meliput KRN? Tantangan menulis cepat yang memang ternyata ali mampu? pengalaman ikut jamuan makan malam bareng IKA?
itu semua pengalaman langka jadi harus didokumentasikan. lebih abadi jika dituliskan.
semangat ngeblog ya:D:D:D